Senin pagi, 27 Oktober, lingkungan sekolah dipenuhi semangat dan warna dalam gelaran Parade Literasi memperingati Bulan Bahasa. Acara yang dimulai sejak pukul 07.30 WIB ini menghadirkan antusiasme luar biasa dari murid dan guru. Kegiatan ini menjadi wadah ekspresi kreatif sekaligus ajang pembelajaran menyenangkan bagi seluruh warga sekolah. Parade kostum menjadi sorotan utama saat murid-murid dari kelas 1 hingga 6 tampil mengenakan busana bertema tokoh cerita rakyat dan karakter buku favorit. Ada yang mengenakan pakaian ala Roro Jonggrang, Pitung, hingga tokoh superhero. Kreativitas orang tua dan guru dalam mendukung penampilan anak-anak membuat suasana semakin meriah dan penuh warna. Setelah parade kostum, acara dilanjutkan dengan sesi bercerita dalam kelompok. Setiap kelas menampilkan cerita pendek yang telah mereka siapkan bersama, mulai dari dongeng Nusantara hingga kisah inspiratif dari buku bacaan. Murid-murid bercerita didalam kelompok menunjukkan kemampuan berbahasa dan pemahaman karakter yang diperankan. Tak kalah seru, para guru pun ikut ambil bagian dalam parade kostum khusus. Bapak dan ibu guru tampil heboh mengenakan kostum tokoh seperti Rapunzel, dan bahkan tokoh fiksi seperti Harry Potter. Penampilan mereka mengundang tawa dan tepuk tangan meriah dari murid dan orang tua yang hadir, menunjukkan bahwa literasi bisa dirayakan dengan cara yang menyenangkan. Parade Literasi ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga bentuk nyata komitmen sekolah dalam menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa dan membaca. Kepala sekolah menyampaikan bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan, sebagai upaya membangun budaya literasi sejak dini. Dengan semangat dan partisipasi aktif seluruh warga sekolah, Bulan Bahasa tahun ini menjadi momen yang tak terlupakan.
Memeriahkan Hari Pangan Sedunia dengan Menghias Makanan Tradisional
Kamis pagi, 16 Oktober, SD Santa Ursula menggelar peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) dengan penuh semangat dan makna. Kegiatan dimulai pukul 07.15 WIB dengan ibadat bersama yang diikuti seluruh murid serta guru. Dalam ibadat tersebut, murid diajak untuk bersyukur atas anugerah pangan yang melimpah dan mendoakan agar semua orang di dunia dapat menikmati makanan yang layak dan sehat. Setelah ibadat, suasana berubah menjadi lebih meriah dengan digelarnya lomba menghias makanan tradisional. Setiap kelompok murid membawa berbagai macam makanan khas Indonesia untuk dihias secara kreatif. Hasil karya mereka dinilai oleh juri berdasarkan estetika, kebersihan, dan kesesuaian tema. Warna-warni tampilan makanan dan jajanan pasar membuat suasana semakin semarak. Usai lomba, murid-murid berkumpul dalam kelompok untuk menikmati makanan tradisional yang telah mereka hias. Kegiatan makan bersama ini menjadi momen hangat yang mempererat hubungan antar teman dan guru. Selain itu, guru juga menyisipkan edukasi tentang pentingnya makanan bergizi dan manfaat pangan lokal sebagai sumber energi dan kesehatan. Para guru mendampingi murid dengan penuh semangat selama kegiatan berlangsung. Kepala sekolah menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya sekolah untuk mengenalkan pangan lokal sebagai bagian dari identitas budaya dan sumber gizi yang sehat. Peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini membuktikan bahwa edukasi tentang pangan bisa dikemas secara religius, kreatif, dan menyenangkan. Melalui ibadat, lomba, dan makan bersama, murid-murid belajar menghargai makanan sebagai anugerah Tuhan sekaligus warisan budaya. Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi untuk terus mencintai dan melestarikan makanan tradisional Indonesia.